Sabtu, 09 Agustus 2008

Cinta dan Rinduku

Aku menyambutmu dengan hati tersenyum, kududukkan engkau di singgasana jiwaku. Kupayungi engkau dengan cinta dan kukipasi engkau dengan bulu-bulu rindu. Kemudian aku suguhkan makanan dan minuman yang kudatangkan dari surga dan kubisikan setiap saat di hatimu nyanyian asmara yang keluar dari kejernihan pancaran hatiku.

Aku mencintaimu tatkala matahari meninggalkan bumi dan kegelapan menjadi penggantinya, aku mencintaimu ketika cahaya mentari kembali mengintip dari ufuk timur dan mengusir kegelapan yang mencekam. Aku mengingatmu ketika kubaringkan tubuhku dan aku mengingatmu tatkala aku bangkit dari pembaringanku. Di dalam hatiku, hanya ada satu nama, hanya satu ketukan, hanya ada satu detakan, hanya ada satu irama, hanya ada satu jawaban, hanya namamu.

Duhai lelaki yang memanggilku kekasihnya!

Aku terpaku dalam dekap jemari rindu. Engkau lampu yang cahayanya membias ke penjuru jiwa. Semangatmu memacu jiwaku. Kaulah bayanganku, kau hati dalam dadaku, kau ruh dalam hidupku, tanpa kehadiranmu duniaku akan menjadi gelap. Keindahan hatimu pelan-pelan telah menghapus jejak masa lalu. Jiwa lembutmu tersembunyi di balik karaktermu yang kokoh. Warna hasrat hatiku ingin menghiasi belahan hidupmu. Cintaku kepadamu melebihi batas cinta lainnya, setiap kebahagiaanku ingin kuberikan semuanya kepadamu.

Aku tunduk kepadamu, pada cintamu agar engkau bisa memasukkan aku ke dalam jantungmu. Aku ingin kamu mendekapku sedekat aliran darahmu.

Kasihku!

Suara alam ini mengabarkan cinta yang membara. Hati ini, membara kuat menyatu, menggetarkan seluruh sukmaku menahan kerinduan kepadamu.

Wahai cahaya hatiku… Kenapa angin senja tak meiupkan kabarmu? Coba engkau tanya di relung hatimu, adakah detaknya adalah kerinduan? Di manakah hati berada ketika buahnya tak di depan mata? Apa sebenarnya yang terjadi pada diri ini???

Aku di sini duduk terpaku manatap kekosongan pandangan. Engkau tak ada menari di kelopak mata, engkau tak ada membisikkan telinga, kenapa kamu jauh di sana? Aku rindu, aku telah menjadi gagu dan lumpuh. Betapa rasa ini menyikasaku. Aku menderita, lelah hatiku menantimu, hingga berlinang air mataku.

Duhai dunia yang kukejar-kejar, di manakah jalan menuju mata air cintanya? Kerongkonganku kering, mataku perih, panas dan debu dunia telah membuatku haus dan buta dengan rahmat Tuhanku.

Cahaya hatiku… aku masih menantimu di sini, termenung sendiri merajut hari-hari, merangkai malam dan menenun benang pagi.





090608
**_jeritan saat merindumu..**

aanX^^

Tidak ada komentar: